Bujangga Manik adalah naskah Sunda Kuno yang ditulis diatas kertas palem beraksara dan bahasa Sunda Kuno. Ditulis kurang lebih pada akhir abad ke-15 atau awal abad ke- 16. Naskah ini merupakan koleksi perpustakaan Bodleian di Oxford, Inggris dengan nomor katalogus MS Jav b 3 ( R ). Terdaftar sejak tahun 1627 atau 1629. Teksnya berbentuk puisi berlarik delapan suku kata terdiri atas 1641 baris. Dari bahasa yang digunakan didalamnya tidak ditemukan kata-kata yang berasal dari bahasa Arab, sehingga dapat dipastikan bahwa naskah Bujangga Manik tergolong ke dalam naskah pra-Islam.
Bujangga Manik adalah nama seorang putra raja dari Istana Pakuan yang lebih menyukai berkelana dan hidup sebagai pendeta hindu. Naskah Bujangga Manik mengisahkan perjalanan dirinya menjelajahi pulau Jawa hingga Bali . Dengan rinci ia mengisahkan perjalannnya menjelajahi Pulau Jawa dengan berjalan kaki sedangkan perjalanan pulangnya dilalui dengan menggunakan perahu Malaka dari Pamalang sampai ke Sunda Kalapa. Bujangga Manik dalam naskahnya banyak menuliskan nama-nama tempat seperti bukit, gunung, sungai, wilayah yang telah dilalui maupun yang telah disinggahinya itu dengan rinci. Nama-nama tempat di wilayah Sunda, antara lain Pakancilan, Windu Cinta, Manguntur, Panycawara, Cihaliwung, Cilingga, Bukit Ageung, Alas Eronan, Cinangsi, sitarum, dan Bukit Ciremay. Kemudian nama tempat yang terdapat di wilayah Jawa disebut antara lain Majapahit, Jati Sari, Pamalang.
Ia pulang dari Jawa melalui jalan sungai seperti yang ditulisnya berikut ini ;
Tosta geura mulang deui,
Mumul nyorang urut aing,
Itu parahu malaka,
Turun aing ti pamalang,
Tuluying numpang balayar,
( haruslah segera pulang,
Tak mau melewati jalan yang tadi
Itu ada perahu malaka,
Turunlah aku dari Pamalang,
Kemudian ikut berlayar,)