Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai Upaya bersama Menjaga Bahasa Daerah dari Kepunahan
Bandung—Program Merdeka Belajar Episode Ke-17 yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yakni revitalisasi bahasa daerah. Program yang rilis bertepatan dengan momentum Hari Bahasa Ibu tersebut merupakan upaya revitalisasi dan konservasi bahasa dari ancaman kepunahan. Dalam merespons hal tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan melakukan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat sebagai unit pelaksana teknis Badan Bahasa melakukan beberapa tahapan dalam merevitalisasi bahasa daerah. Langkah pertama yang dilakukan ialah dengan melakukan koordinasi dengan para pegiat bahasa daerah dan sastrawan di Provinsi Jawa Barat.
Pada 10 Februari 2023, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat mengadakan kegiatan koordinasi dengan para pegiat bahasa daerah dan sastrawan di Provinsi Jawa Barat di Hotel El Royale, Bandung. Acara dibuka oleh Kepala Badan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. Pada kegiatan ini, hadir pula Kepala Pusat Digitalisasi Pengembangan Bahasa Sunda, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, D.E.A. dan pimpinan Padepokan Pagerageungan, Taufik Faturrahman sebagai narasumber. Dalam paparan Kepala Badan Bahasa, dijelaskan beberapa prinsip dalam pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah, yaitu 1) lebih fokus kepada revitalisasi daripada sekadar pendokumentasian bahasa, misalnya dilakukan melalui pembelajaran dan pendampingan berkelanjutan; 2) partisipasi intensif dari seluruh pemangku kepentingan sejak perencanaan sampai pelaksanaan dengan kewajiban untuk menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerahnya di ranah keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintahan; 3) mengadopsi model revitalisasi yang beragam disesuaikan dengan kondisi di lapangan; 4) penyediaan buku-buku cerita anak berbahasa daerah untuk pengayaan pembelajaran; 5) penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran di kelas-kelas awal; 6) kebebasan untuk memilih bahan ajar/materi mengajar sesuai dengan minat siswa; 7) mobilisasi guru dan fasilitator termasuk pegiat bahasa daerah di masyarakat untuk menjadi narasumber; 8) penyediaan forum apresiasi di akhir program berupa festival bagi penutur muda bahasa daerah; dan 9) peningkatan secara gradual jumlah bahasa daerah yang direvitalisasi dengan detail sebagai berikut: 2021: 5 bahasa di 3 provinsi, 2022: 39 bahasa di 13 provinsi, dan 2023: 59 bahasa di 22 provinsi.
Di samping memaparkan hal-hal di atas, Prof. Aminudin menjelaskan model-model revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan oleh setiap provinsi. Pertama, model A dengan karakteristik daya hidup bahasa yang relatif aman, jumlah penuturnya masih banyak, dan masih digunakan sebagai bahasa yang dominan di dalam masyarakat tuturnya. Contohnya ialah bahasa Sunda, Jawa, dan Bali. Kedua, model B dengan karakteristik daya hidup bahasa tergolong rentan, jumlah penutur relatif banyak, dan bahasa digunakan secara bersaing dengan bahasa-bahasa daerah lainnya. Contohnya ialah bahasa-bahasa di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Terakhir, model C dengan karakteristik daya hidup bahasanya mengalami kemunduran, terancam punah atau kritis, jumlah penutur sedikit, dan dengan sebaran bahasanya yang terbatas. Contoh bahasa-bahasa di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Pendekatan yang bisa dilakukan pada model C ialah dengan pewarisan, yaitu dilakukan melalui pembelajaran berbasis komunitas untuk wilayah dengan tutur bahasa yang terbatas dan khas. Bisa juga dilakukan dengan pembelajaran dengan menunjuk dua atau lebih keluarga sebagai model tempat belajar atau dilakukan di pusat kegiatan masyarakat, seperti tempat ibadah, kantor desa, atau taman bacaan masyarakat.
Tarakhir, Kepala Badan Bahasa berharap penyelenggaraan Festival Tunas Bahasa Ibu Tahun 2023 sebagai upaya revitalisasi bahasa daerah bisa berjalan dengan baik, bahkan lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.