Aan Merdeka Permana

aan merdeka permanaAan Merdeka Permana lahir di Bandung pada tanggal 16 November 1950, merupakan seorang jurnalis dan sastrawan. Walaupun tidak sampai selesai, Aan sempat mengenyam pendidikan bahasa Jepang di Akademi Bahasa Asing Bandung. Semasa mudanya ia aktif di BKTK (Badan Koordinasi Taruna Karya) Kota­madya Bandung. Tulisannya dalam bahasa Sunda pertama kali dimuat dalam majalah Mangle pada tahun 1967. Mulai aktif menulis setelah karyanya memenangkan sayembara menulis cerita pendek bahasa Sunda yang diadakan oleh Yayasan Kudjang Putra pada tahun 1968. Setelah itu cerpen-cerpennya banyak dimuat di berbagai media masa. Ia pun kemudian bekerja di media bahasa Sunda, mula-mula di majalah Mangle, setelah itu sempat pula mampir di harian Sipatahunan ketika koran yang legendaris ini diterbitkan kembali pada awal tahun 1970-an. Aan kemudian bekerja di Tabloid Galura sampai akhirnya pensiun. Namun, perjalanan kepenulisannya tidak sampai di sana. Aan tetap menulis bahkan memelopori terbitnya majalah Ujung Galuh.

Perhatiannya terhadap segala sesuatu tentang masa lalu, berpengaruh pula ter­hadap minatnya dalam menulis. Aan yang awalnya banyak menulis fiksi, lambat laun terhanyut menulis cerita yang berlatar belakang se­jarah. Ia pernah berpolemik dengan (alm) Haryoto Kunto tentang sosok Ki Mastanu yang na­ma­nya populer dalam salah satu lagu rakyat Sunda itu. Tokoh Ki Mastanu dalam cerita rekaan Aan dianggap berbeda dengan gam­baran tokoh tersebut yang selama ini ada di masyarakat. Namun di sisi lain, karya-karya­nya itu cukup diminati, selain dimuat di me­dia cetak ada pula yang dibacakan di radio sebagai cerita bersambung, antara lain berjudul Silalatu Gunung Salak.

Buku-bukunya dalam bahasa Sunda yang telah diterbitkan kebanyakan merupakan cerita untuk anak-anak, di antaranya Kedok Tangkorek (1986), Jalma nu Ngarudag Cinta (1986), Andar-andar Stasion Banjar (1986), Muru Tanah Harepan (1987), Nyaba ka Leuweung Sancang (1990), Tanah Angar di Sebambam (1987), Paul di Pananjung, Paul di Batukaras (1996), Si Bedegong (1999), dan Silalatu Gunung Salak (6 episode, 1999—2001). Tulisan Aan dalam bahasa Indonesia, di antaranya Anak Laut Kembali ke Laut (1983), Memburu Harta Karun Peninggalan Jepang (1986), Menjelang Bandung Dibakar (1986), Hijaunya Pucuk Teh (1986), dan Di Puncak Gunung Manglayang (1986), Senja Jatuh di Pajajaran ( 2005). Pada tahun 2006, karya Aan yang diterbitkan yaitu kumpulan cerita pendek Keroncong ti Kutoarjo (cetak ulang) dan Album Carpon. Karya-karya Aan yang lain yaitu  cerita sejarah Pasukan siluman Haji Prawatasari (1999), Palagan Dipati Ukur ( 2006), Dalem Boncel ( 2006), Rambut Kasih ( 2006), Geusan Ulun ( 2006), dan Kunanti di Gerbang Pakuan (2007).

 

Sumber: Ensiklopedia Sastra di Jawa Barat terbitan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat

Bagikan ke:

Postingan Terkait