Amanat dari Galunggung adalah naskah Sunda Kuno yang berasal dari Kabuyutan Ciburuy Garut Selatan. Naskah ini terdiri atas tigabelas halaman dan tiap halamannya terdiri atas empat baris tulisan. Ditulis dengan menggunakan huruf Sunda Kuno dan berbahasa Sunda Kuno yang menggunakan bahan tulis dari daun nipah. Naskah ini dikumpulkan oleh JLA Brandes dan kemudian disimpan di Perpustakaan nasional dengan kode koropak 632. Pada awalnya naskah ini tanpa judul dan oleh peneliti pertamanya diberi nama Amanat dari Galunggung. Diberi nama demikian disesuaikan dengan isi naskah tersebut yang berbentuk nasehat dari Rakeyan Darmasiksa, Raja Pajajaran yang memerintah pada tahun1175—1197 kepada anak cucu dan keturunannya untuk berperilaku baik. Nasehat tersebut antara lain Jangan bentrok karena berselisih maksud, Jangan dengan sengaja memperebutkan yang lurus, benar, dan jujur, Jangan membunuh yang tidak berdosa, Jangan berebut kedudukan,penghasilan dan hadiah. Hendaklah berbuat baik seperti ilmu padi, menghargai orang tua dan para leluhur karena tanpa mereka kita tidak akan ada, carilah ilmu dengan tekun, dan hendaknya meniru ilmu sungai yang selalu mengalir sesuai dengan alur yang dilaluinya.
Orang pertama yang meneliti naskah ini adalah KF Holle, C..Pleyte, dan R.Ng. Purbacaraka. Mereka mengalihtuliskan dari huruf Sunda Kuno ke dalam bahasa Latin, dan menerjemahkannya dari bahasa Sunda k edalam bahasa Belanda. Yang telah berhasil mereka kerjakan sampai dengan halaman 6. Kemudian hasilnya tersebut dimuat dalam majalah TBG jilid 56 tahun 1917 dengan judul Een Pscudo Padjadjaransche Kronick ( sebuah kronik padjadjaran palsu) Kemudian Atja dan Saleh Danasasmita melanjutkannya hingga selesai mulai dari transkripsi dan transliterasi ke dalam bahasa Indoensia disertai dengan keterangan dan tafsiran tentang naskah , teks, dan konteks isinya. Hasil penelitian mereka diterbitkan pada tahun 1981 oleh Proyek Pengembangan permuseuman Jawa Barat dan kemudian diterbitkan pula oleh Proyek Sundanologi tahun 1987. Amanat dari Galunggung pernah pula disusun glosari dan padanannya dalam bahasa Indonesia bersama dengan naskah Sunda Kuno Sewakadarma dan Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian pada tahun 1987 oleh Saleh danasasmita, dkk.