Babad Timbanganten
Babad Timbanganten berbentuk wawacan. Naskah ini diterbitkan berdasarkan naskah dengan kode Plt. 37 yang disimpan di Museum Nasional dan ditulis dengan huruf Latin. Cerita ini berkisah tentang Ratu Pasehan dari Timbanganten yang karena tidak memiliki anak, meminta Prabu Siliwangi sebagai calon penggantinya sebagai Raja Timbanganten. Akan tetapi, Prabu Siliwangi mengirimkan Sunan Burung Baok, anaknya dari Putri Jin, yang berperangai buruk sehingga menimbulkan kegelisahan di kalangan rakyat. Hal itu menimbulkan salah paham pada Prabu Siliwangi karena Ratu Pasehan menghukum Sunan Burung Baok. Kemudian, diangkatlah Raden Sunan Panggung, putra Prabu Siliwangi dari Maraja Inten Dewata, adik Dalem Pasehan yang menjadi salah seorang permaisurinya.
Kisah yang hidup sebagai legenda di daerah Garut ini pernah disadur dalam bentuk gending karesmen oleh Wahyu Wibisana dengan judul Ratu Inten Dewata dan dipentaskan secara kolosal di Garut pada tahun 1964. Dalam koleksi naskah Museum Pusat terdapat naskah Plt. 42 yang menguraikan silsilah para bupati Bandung yang juga mengisahkan Ratu Pasehan walaupun ada beberapa perbedaan dengan isi naskah Plt.32.