Babad adalah salah satu genre sastra lama atau sastra klasik dalam ranah sastra tertentu. Babad kemudian dikelompokkan ke dalam genre prosa berdasarkan peristiwa sejarah. Kata babad digunakan di dalam kesusastraan Sunda, Bali, Lombok dan Madura. Menurut Rochkyatmo dalam penerjemahan bahasa Babad Tanah Jawi, kata babad aslinya mempunyai arti yang tidak jelas atau samar-samar. Dari situ babad merupakan suatu tempat yang awalnya adalah hutan. Dari tempat yang baru itu terus menyebar menjadi orang banyak dan menjadi garis turun-temurun keluarga.
Babad umumnya ditulis di keraton atau lazim disebut istana sentris. Oleh karena itu, tidak aneh jika yang menciptakan babad juga menggambarkan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan keraton. Cerita yang diciptakan tersebut dicampur antara garis turun temurun keluarga, mitologi, legenda, cerita orang suci, ramalan, mimpi, dan wangsit.
Naskah ini pada umumnya menggunakan tembang macapat atau menggunakan bentuk wawacan. Karena babad dibuat di keraton, tema dan motif-motif yang terungkap di dalam babad mengagung-agungkan penguasa. Ada kalanya, garis turun-temurun dihubungkan dengan nabi-nabi atau tokoh-tokoh wayang untuk melegitimasi sang penguasa.
Jika dipertimbangkan dari isinya babad memiliki bermacam-macam jenis, misalnya.
- Babad manusia:
- Babad Ajisaka
- Babad Surapati
- Babad Trunajaya
- Babad Sindula
- Babad Gajah Mada
- Babad Sultan Sepuh
- Babad Kanjeng Ratu Kencana
- Babad tempat
- Babad Cirebon
- Babad Banyumas
- Babad Demak
- Babad Langenharjo
- Babad Madura
- Babad Tanah Jawi
- Babad Buleleng
- Babad Peristiwa
- Babad Bedhah Ngayogyakarta
- Babad Palihan Nagari
- Babad Perang Inggris
- Babad Prayut
- Babad yang lain
- Babad Manton
- Babad Pasumuan Keristen
- Babad Pagedhogan