Babalik Pikir

medium_91babalikpikirBabalik Pikir ‘Insyaf’ merupakan cerita anak-anak karya Samsoedi yang diterbitkan di Bandung oleh PT Kiblat Buku Utama (seri Girimukti) cetakan pertama pada tahun 2004 dan tebal 72 halaman.

Babalik Pikir menceritakan tentang kehidupan seorang anak yang bernama Si Emed. Karena Si Emed merupakan anak semata wayang dan semasa kecil sering terserang penyakit, ibu Si Emed sangat sayang kepadanya. Ibunya selalu memenuhi semua keinginan Si Emed. Kelakuan Si Emed yang semaunya selalu diacuhkan. Sebaliknya sikap bapak Si Emed, daripada memanjakan bapaknya lebih sering memarahi Si Emed. Oleh karena itu, bapak dan ibu Si Emed sering bertengkar yang disebabkan oleh Si Emed.

Karena merasa sayang disayang oleh ibunya, semakin besar kelakuan Si Emed semakin menjadi-jadi. Pekerjannya setiap hari hanya bermain sampai lupa waktu. Terhadap orang tua selalu melawan. Nasihat orang tua tak pernah Si Emed hiraukan.. Kalaupun mau menuruti ucapan orang tuanya, Si Emed harus diberi upah atau dirayu terlebih dulu.

Suatu hari Si Emed disuruh ibunya mengatarkan makanan untuk bapaknya yang lagi bekerja di sawah, tetapi di tengah perjalanan Si Emed tertrik untuk bermain layangan. Bapak Si Emed sangat marah ketika mengetahui Si Emed sudah pergi dari rumah tetapi tidak sampai ke sawah. Kemudian, dia pergi mencari Si Emed. Dalam pencariannya, bapak Si Emed digigit ular hingga akhirnya meninggal dunia.

Setelah bapaknya meninggal, kelakuan Si Emed tidak berubah. Si Emed tetap manja. Tanpa melihat keadaaan ibunya, semuja keinginannya tetap harus dipenuhi. Suatu hari, ketika keinginannya tidak terpenuhi, Si Emed mengancam akan melarikan diri. Di luar dugaan, ibunya malah memarahi Si Emed dan menyuruhnya untuk pergi dari rumah. Akhirnya Si Emed pergi dari rumah dan meninggalkan ibunya.

Dalam pelariannya kelakuan Si Emed tetap tidak berubah dan tetap menjadi anakyang nakal. Si Emed sering melakukan hal yang salah. Karena kelakuannya, yaitu memecahkan kaca sebuah toko, Si Emed berada di dalam penjara. Di dalam penjara itulah Si Emed mulai berpikir untuk insyaf. Si Emed tidak ingin lagi berbuat salah dan ingin berada di jalanyang benar. Setelah keluar dari penjara, Si Emed berubah menjadi anak yang baik. Si Emed banting tulang mencari uang untuk membahagiakan ibunya.

Bagikan ke:

Postingan Terkait