Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing

Menuju Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi

Kontak Aduan & Layanan
082130165377
Pengaduan ULT
BERANDA Berita Informasi

Badan Bahasa Luncurkan EYD Edisi V serta Logo dan Tema KBI XII

Jakarta—Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD) edisi V, serta tema dan logo Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII. Acara yang berlangsung di Aula
Sasadu, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta pada Kamis (18/8) ini merupakan wujud komitmen
Badan Bahasa dalam memberikan layanan kebahasaan dan kesastraan yang semakin berkualitas sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.

Peluncuran Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V
Perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat merupakan salah satu akibat dari terpajannya pengguna
bahasa pada konsep-konsep keilmuan dan kebudayaan dalam tatanan masyarakat yang baru. Hal itu
merupakan konsekuensi logis dari cairnya batas-batas wilayah akibat perkembangan teknologi, khususnya
teknologi informasi, yang memengaruhi komunikasi verbal yang terjadi antarpengguna bahasa. Fenomena
kebahasaan yang timbul akibat kontak bahasa yang makin intensif tersebut memerlukan penanganan yang
sistematis dalam bentuk kaidah kebahasaan yang lebih adaptif, responsif, dan akomodatif. Melalui kaidah yang adaptif, responsif, dan akomodatif, pengguna bahasa dapat mengekspresikan pemikiran, ide, dan
perasaannya dengan lebih tertib, baik, dan terarah.

Pedoman ejaan edisi kelima ini kembali menggunakan nama EYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan). Nama yang telah muncul, lekat di lidah, dan mengendap di telinga masyarakat penutur bahasa Indonesia sejak lama. Pada edisi  keempat, ejaan ini dikenal dengan nama PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Jika melihat sejarahnya, sejak pertama kali diresmikan pada 1972, ejaan ini telah menggunakan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Kemudian, pada edisi kedua (1987) dan edisi ketiga (2009), ejaan ini mendapatkan tambahan frasa pedoman umum sehingga terbit dengan
nama PUEYD (Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan).
EYD edisi kelima ini ditetapkan bertepatan dengan 50 tahun penetapan EYD, yaitu 16 Agustus 1972. Secara umum, perubahan yang terdapat dalam edisi ini berupa penambahan kaidah baru dan perubahan pada kaidah yang telah ada.

Selain itu, terdapat juga perubahan redaksi, perubahan contoh, dan perubahan tata cara penyajian. Secara
keseluruhan, perubahan yang ada lebih dari 50 persen. Selain itu, untuk menjamin kemudahan akses dan keluasan jangkauan, EYD juga diterbitkan dalam bentuk aplikasi web yang dapat diakses melalui laman ejaan.kemdikbud.go.id.
Tema dan Logo Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII
Pada kesempatan ini, Badan Bahasa juga meluncurkan tema, subtema, slogan, dan logo Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII. Slogan Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023 adalah “Adibasa, Adiwangsa” yang diwujudkan dalam tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa”.

Tema KBI XII Tahun 2023 “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa” mengandung makna bahwa
penguatan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan yang menjadi fakta keindonesiaan yang meliputi adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama. Kebinekaan yang merupakan keniscayaan bangsa Indonesia tersebut adalah aset yang dapat menjadi kekayaan dan kekuatan untuk merajut rasa bangga sebagai bangsa yang beragam. Kekuatan inilah yang akan menjadi modal yang kuat untuk memajukan bangsa. Dari Tema KBI XII Tahun 2023 tersebut dikembangkan tiga subtema yang selaras dengan tiga program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu (1) Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, (2) Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan (3) Penginternasionalan Bahasa Indonesia yang bermuara pada peningkatan literasi bahasa dan sastra daerah dan literasi bahasa dan sastra Indonesia.

Kesadaran tentang keberadaan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing dengan memperhatikan kedudukan dan fungsi bahasa-bahasa tersebut dapat membentuk jati diri yang kuat dan daya saing yang unggul demi memajukan bangsa dan negara Indonesia. Cita-cita menuju bangsa yang
unggul dengan modal kebahasaan dan kesastraan yang kuat tersebut diungkapkan dengan slogan Kongres
Bahasa Indonesia, yaitu “Adibasa, Adiwangsa”.

×

 

Hallo!

Klik kontak kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp/p>

× Apa yang bisa saya bantu?