Balai Bahasa Jawa Barat Sukses Menggelar Jambore Sastra 2019
Bertempat di Taman Budaya Jawa Barat, Balai Bahasa Jawa Barat sukses menggelar Jambore Sastra 2019. Ajang kreativitas para peserta dari sejumlah provinsi di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara tersebut digelar pada tanggal 27 s.d. 30 Agustus 2019.
Kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini telah memasuki usia yang ke-12 sejak dilaksanakan pertama kali di Magelang tahun 2008. Dalam penyelenggaraannya yang kedua belas ini, Balai Bahasa Jawa Barat bertindak sebagai tuan rumah.
Sebagai tuan rumah, Balai Bahasa Jawa Barat berusaha untuk lebih baik dari penyelenggaraan sebelumnya di Malang. Untuk itu berbagai persiapan dilakukan, termasuk pemilihan tempat pertunjukan yang lebih representatif. Pilihan akhirnya jatuh kepada Gedung Pertunjukan di Taman Budaya Jawa Barat. Untuk sebuah pagelaran yang membutuhkan kelengkapan yang sempurna, Taman Budaya tampaknya telah memilikinya. Adapun untuk peserta, panitia menempatkan mereka di sebuah hotel bergengsi di sekitaran Dago, yaitu Hotel Marbella yang tidak terlalu jauh dari Taman Budaya. Demikian juga dengan keperluan lainnya untuk peserta, panitia telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan maksimal.
Terlepas dari semua itu, penyelenggaraan Jambore Sastra kali ini mengetengahkan kejutan-kejutan. Salah satunya adalah ketika diumumkan para penampil terbaik untuk setiap kategori yang dinilai. Utusan Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat tampaknya menjadi kuda hitam yang akhirnya memboyong beberapa penghargaan atas penampilan mereka. Yang patut diapresiasi, mereka hanya beranggotakan dua orang namun totalitas tampak dalam penampilan mereka dan memberi kesan yang mendalam dari para juri dan para penonton.
Untuk memberikan apresiasi kepada para peserta yang tampil, panitia memang memberikan sejumlah penghargaan. Ada sembilan penghargaan yang diberikan, yaitu penghargaan untuk (1) pemeran utama putra terbaik; (2) pemeran utama putri terbaik; (3) sutradara terbaik; (4) musik/ilustrasi terbaik; (5) artistik terbaik; (6) pemeran pendukung putra terbaik; (7) pemeran pendukung putri terbaik; (8) penampilan tim terbaik; dan (9) cerita/naskah terbaik.
Pada akhirnya beberapa peserta mendapatkan hasil terbaik. Peserta dari Nusa Tenggara Barat mendapatkan penghargaan untuk kategori pemeran utama putra terbaik dan Pemeran utama putri terbaik. Provinsi Jawa Tengah memperoleh penghargaan untuk naskah terbaik, Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan untuk sutradara terbaik dan penampil terbaik, D.I. Yogyakarta mendapatkan penghargaan untuk pemeran pembantu putri, dan Provinsi Banten mendapatkan penghargaan untuk musik terbaik. Adapun Jawa Barat akhirnya memperoleh dua penghargaan, yaitu untuk kategori pemeran pembantu putra dan artistik terbaik.
Penampilan peserta dan interaksi peserta dalam kegiatan ini sebenarnya bermuara pada tujuan akhir yang diharapkan oleh penyelenggara. Ada empat tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini, yaitu untuk (1) meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan sastra Indonesia; (2) meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bahasa, sastra, dan budaya bagi peserta; (3) menyediakan ruang dan tempat melakukan pentas sastra bersama; dan (4) meningkatkan apresiasi sastra dalam rangka membangun sinergi dalam upaya pembinaan sastra yang lebih berkualitas pada tiap-tiap balai/kantor bahasa.
Bertindak sebagai juri dalam kegiatan ini adalah pakar pertunjukan drama/teater yang ada di Jawa Barat, yaitu Iman Soleh (pimpinan komunitas Celah-Celah Langit, dosen teater di ISBI), Ahda Imran (sastrawan), dan Ayi Kurnia Iskandar (aktor, sutradara, penggiat seni komunitas Sukma Sarakan di Wanayasa Kab. Purwakarta). MSH