Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing

Menuju Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi

Kontak Aduan & Layanan
082130165377
Pengaduan ULT
Ensiklopedia Komunitas

Gelanggang Generasi Muda

G03_bigelanggang Generasi Muda atau disingkat GGM adalah suatu tempat yang digunakan oleh masyarakat kota Bandung, Jawa Barat untuk mengadakan kegiatan di bidang olah raga, seni budaya, dan pengetahuan ketrampilan. GGM beralamat di Jalan Merdeka Nomor, 64 Bandung 40155. Namun saat ini gedung GGM sedang diratakan dengan tanah dan belum ada kepastian kapan GGM akan selesai pembangunannya.

Gedung GGM dulunya adalah Gedung TASPEN. Sejarah berdirinya GGM bermula dari inisiatif dari Bapak Otje J., Walikota Bandung (periode 1960-1970) yang menginginkan adanya Youth Hostel and Youth Activity ‘pondok pemuda dan aktivitas pemuda’. Hal terebut dikarenakan pada masa itu banyak tedapat Cross Boy ‘Gang jalanan’ yang sering membuat kekacauan. Kemudian, pada tahun 1970-an diadakanlah Kongres Pemuda Bandung di Gedung Merdeka. Pertemuan itu akhirnya melahirkan Badan Koordinasi Taruna Karya (BKTK). Mereka sepakat untuk menjadikan Gedung TASPEN sebagai sekretariat BKTK.

Di samping gedung tersebut telah ada sekretariat Bandung Brondswien. Bandung Brondswien merupakan lembaga hasil kerjasama antara kota Bandung dengan pemerintahan Jerman. Kerjasama itulah yang juga menghasilkan kesepakatan adanya bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernama CAS untuk membangun gedung tersebut. Gedung itu diberi nama “Gelanggang Remaja Bandung” dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri, Amir Machmud pada tanggal 5 November 1976. Gelanggang Remaja Bandung ini berdiri dengan tujuan sebagai wadah untuk menampung aktivitas dan kreativitas masyarakat di bidang olah raga, seni budaya, dan pengetahuan ketrampilan. Pada tahun 80-an, Kepala Gelanggang seluruh Indonesia mengadakan lokakarya di Bandung yang salah satunya menghasilkan kesepakatan untuk mengganti nama “Gelanggang Remaja Bandung” menjadi “Gelanggang Generasi Muda”.

Kegiatan seni budaya yang sering diadakan diantaranya Festival Calung Pemuda, Malam Apresiasi Seni, Pentas Teater, dan Baca Puisi. Pada tahun 2002 di GGM diadakan Festival Puisi Internasional-Indonesia (FPII). Agus R. Sarjono (ketua panitia kegiatan) menghadirkan WS Rendra untuk ikut meramaikan acara. Selain FPII, pada tanggal 18 Februari 2008 juga digelar baca puisi oleh para pemenang lomba “Baca Sajak Sunda 2008” bersama Forum Sastra Jawa Barat.

Pada tahun 90-an, nama GGM sempat berubah menjadi “Badan Pengelola Gelanggang Pemuda Bandung”, kemudian mulai tahun 2000-sekarang berubah menjadi “Unit Pelaksana Teknis Gelanggang Generasi Muda” di bawah Dinas Pendidikan Nasional Jawa Barat. UPT Gelanggang Generasi Muda saat ini dikepalai oleh Drs. Dedi Rahmat Syahyadi.

Selain menyelenggarakan kegiatan kursus musik, olahraga beladiri maupun pengetahuan keterampilan, UPT – Gelanggang Generasi Muda Bandung pun menyediakan fasilitas penginapan bagi masyarakat umum, baik perorangan maupun rombongan.

Kegiatan Rutin

Siaran Sastra di Radio Siaran Pemerintah (RSPD) Tasikmalaya dalam acara “Cakrawala Sastra Kita (CS-Kita)” tiap Jum’at malam Pukul 20.00 s.d. 21.00 WIB. diasuh oleh Nazarudin Azhar. Acara ini berisi pembacaan puisi-puisi yang masuk ke SST melalui RSPD, bedah karya, dan pembahasan sastra, dan agenda kegiatan kesenian, terutama sastra, di Tasikmalaya. Selain itu juga acara ini berkali-kali mengundang para penyair terkemuka dari luar Tasikmalaya seperti, penyair Sunda Godi Suwarna (Ciamis), Soni Farid Maulana (Bandung), Beni R. Budiman (Bandung), Deden Abdul Aziz (Bandung)dan lain lain.

Siaran Sastra di Radio Martha FM Tasikmalaya dalam acara “Apresiasi Seni” tiap Selasa malam pukul 18.30 s.d. 20.00 WIB diasuh oleh Saeful Badar. Acara ini berisi pembacaan puisi, bedah karya, pembahasan sastra, dan agenda kesenian di Tasikmalaya. Selain itu diisi juga dengan Apresiasi Sastra Sunda, yang berkolaborasi dengan musik tradisional kacapi suling. Beberapa kali acara ini mengundang kelompok-kelompok kesenian lainnya untuk melengkapi apresiasi sastra yang diudarakan.

Penerbitan Buletin Sanggar Sastra Tasik “PUITIKA”. Buletin ini terbit dua bulanan, dicetak hitam putih di atas kertas HVS. dengan tebal 12 halaman dan ukuran 17.5 x 25 cm. Puitika berisi essey, puisi, cerpen, kronik budaya dan lain-lain. Jajaran keredaksian dipegang oleh Acep Zamzam Noor, Eryandi Budiman, Saeful Badar, Sarabunis Mubarok, dan Nazarudin Azhar.

Dialog Sastra. Kegiatan ini diadakan tiap Selasa dan Jum’at, secara spontan menjelang dan sesudah acara SST di radio. Dialog tersebut juga merupakan media komunikasi antar anggota SST yang mampu menciptakan pergesekan kreativitas untuk berkarya lebih terarah.

×

 

Hallo!

Klik kontak kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp/p>

× Apa yang bisa saya bantu?