Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing

Menuju Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi

Kontak Aduan & Layanan
082130165377
Pengaduan ULT
BERANDA Berita Informasi KEGIATAN Pengembangan

Geliat Festival Tunas Bahasa Ibu Jenjang SD dan SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2024 Terasa Sejak Pembukaan

Garut — Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat sebagai UPT Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, terus berupaya melakukan pelindungan bahasa daerah, khususnya di wilayah Provinsi Jawa Barat. Upaya tersebut dilakukan melalui kebijakan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Revitalisasi Bahasa Daerah merupakan Program Merdeka Belajar Episode Ke-17 yang diluncurkan pada Februari 2022. Program RBD ini telah memberikan manfaat dan dampak besar dalam pelestarian dan pengembangan bahasa daerah. Di Jawa Barat, RBD dilaksanakan dengan pendekatan Model A. Model tersebut merupakan pendekatan berbasis sekolah karena situasi atau lingkungan kebahasaan didominasi oleh satu bahasa di dalam masyarakat tuturnya, contohnya bahasa Sunda di Provinsi Jawa Barat. Tiap tahun, sejak 2021, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menuntaskan rangkaian program tersebut dengan festival sebagai bentuk apresiasi terhadap pelindungan bahasa daerah secara berjenjang yang berbasis sekolah pada tingkat dasar (SD) dan menengah pertama (SMP). Tahun ini, melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Garut, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Jenjang SD dan SMA Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Sejak pembukaan yang dilaksanakan secara meriah di Hotel Harmoni Garut, pada 3 Desember 2024. Animo besar masyarakat dari seluruh Jawa Barat yang hadir menyaksikan festival ini tampak berbondong-bondong memenuhi area perlombaan. Dalam sambutan pembukaan festival, Pejabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, mengucapkan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan ini yang luar biasa. “Mudah-mudahan apa yang menjadi tujuan Festival Tunas Bahasa Ibu ini sesuai dengan rencana mengingat kegiatan ini merupakan dasar dari berbudaya bahasa yang bisa dijadikan landasan ke depan agar semuanya menghargai terhadap budaya-budaya, khususnya bahasa ibu,” harapnya.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, menjelaskan bahwa dalam perhelatan ini terdapat dua jenjang pendidikan, yaitu SD dan SMP, dan tujuh mata lomba, yaitu Ngadongeng, Maca jeung Nulis Aksara Sunda, Ngarang Carpon, Biantara, Nembang Pupuh, Maca Sajak, dan Borangan. “Ini (FTBI) memang sudah dilaksanakan dari tingkat kabupaten/kota. FTBI di sini adalah tahapan akhir yang dilaksanakan di tingkat provinsi,” jelas Hera. Herawati menambahkan, “Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk bisa mengapresiasi rasa cinta anak-anak kita terhadap bahasa dan sastra daerah.”

Pj. Bupati Garut selaku tuan rumah yang menyaksikan secara langsung geliat festival tunas bahasa ibu ini merasa perlu ada regulasi-regulasi (di Kabupaten Garut, red.) yang menaungi terhadap pelestarian bahasa daerah, bahasa Sunda khususnya. “Kami mencoba melakukan langkah-langkah strategis mulai dari penyiapan manusianya harus bagaimana, lalu literasinya harus seperti apa, kemudian sarananya yang mendukung itu apa, dan juga anggaran, plus dengan bagaimana media bisa menyampaikan hal-hal tentang yang kita miliki, yaitu budaya dan bahasa Sunda yang luar biasa,” tutur Barnas.

Regulasi Pendukung Bahasa Daerah

Sejalan dengan gagasan tersebut, Herawati mengemukakan bahwa di tingkat pusat telah ada apresiasi lebih lanjut terhadap kegiatan FTBI ini. “Jadi, para pemenang FTBI, baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi, itu sudah masuk bagian manajemen talenta. Ketika nanti akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tentu mereka (para peserta FTBI) bisa menunjukkan sertifikat FTBI dan bisa masuk di jalur prestasi seperti itu,” ungkapnya. Ia juga bersyukur bahwa di tingkat pemerintah daerah, yakni di Provinsi Jawa Barat, bahasa Sunda diajarkan sebagai salah satu muatan lokal di satuan pendidikan, di jenjang pendidikan formal. Hal tersebut menurutnya adalah salah satu solusi untuk menumbuhkan rasa cinta “tunas-tunas penutur bahasa” pada bahasa ibu mereka.

Dijelaskan lebih lanjut, FTBI Tingkat Provinsi Jawa Barat 2024 ini merupakan upaya untuk menggeliatkan kembali kondisi kebahasaan pada masa sekarang, khususnya bahasa daerah. “Setakat ini kita melihat sudah mulai terjadi pergeseran penggunaan bahasa, terutama bahasa daerah. Jadi, FTBI dilaksanakan untuk menunjukkan kembali rasa cinta anak-anak kita terhadap bahasa, sastra, dan budaya daerah.” Hal itu diungkapkan karena pada dasarnya, ketika seorang anak Jawa Barat mengaku sebagai orang Sunda, aneh rasanya jika ia tidak lagi mengetahui bahasa dan budaya Sunda. Identitas kelokalan akan menjadi peneguh jati diri keindonesiaan.

Kecenderungan-kecenderungan di atas merupakan salah satu alasan FTBI ini penting dilaksanakan. Ada beberapa faktor yang membuat semakin berkurangnya penggunaan bahasa daerah. Salah satunya adalah karena biasanya, terutama di dalam ranah keluarga, latar belakang bahasa-daerah atau bahasa-ibu orang tua mereka biasanya berbeda. Herawati mencontohkan, “Misalnya ibunya orang Sunda, sedangkan ayahnya orang Jawa, alternatif bahasa yang digunakan biasanya adalah bahasa Indonesia.” Oleh karena itu, anak-anak kita di ranah keluarga merupakan ranah pemertahanan bahasa daerah yang paling kuat.

Senada dengan hal itu, Barnas Adjidin  berharap kegiatan ini dapat membudayakan bahasa ibu dengan sebaik-baiknya. “… kemudian, (FTBI) menghasilkan rekomendasi terhadap regulasi-regulasi yang bisa menaungi dan aplikasinya bisa dilakukan, khususnya aksi apa yang bisa dilakukan ke depan untuk penyelenggaraan kegiatan bahasa ibu ini” tuturnya. Begitu pula Herawati, “Kami berharap, selain karena memang sudah masuk di dalam program revitalisasi bahasa daerah, semoga pelaksanaan festival tunas bahasa ibu ini tetap dilaksanakan pada tahun mendatang sebagai upaya nyata kita untuk melestarikan bahasa daerah.” Tentu saja di dalam menyukseskan kegiatan festival tunas bahasa ibu ini diharapkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dukungan dari pemerintah daerah. Ungkapan terima kasih disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat kepada pemerintah Kabupaten Garut yang sudah mendukung terlaksananya pelaksanaan FTBI tahun 2024 ini.

Testimoni Peserta

Nazwa Nada Hanifah, salah satu peserta Nembang Pupuh dari Kota Banjar, mengungkapkan rasa bangganya telah berpartisipasi pada FTBI. Ia mengaku ini merupakan FTBI ketiga yang ia ikuti setelah pada 2022 di Kabupaten Pangandaran dan 2023 di Kabupaten Bandung pun menjadi pamilon. Meskipun begitu, ia merasa, “FTBI 2024 ini sangat mengesankan.” Oleh karena itu, Nada berharap pada perhelatan kali ini ia bisa menjadi pemenang I. Peserta lain dari Kota Sukabumi, Darrel Tri Nurjaman memberi kesan serupa, “Saya berharap bisa menjadi juara sehingga bisa mengharumkan nama sekolah dan Kota Sukabumi.”

 

×

 

Hallo!

Klik kontak kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp/p>

× Apa yang bisa kami bantu?