Kasidah Langit ‘Kasidah Langit’ merupakan buku kumpulan sajak karya Eddy D. Iskandar. Buku ini diterbitkan di Bandung oleh CV. Geger Sunten cetakan pertama pada tahun 1992 dan tebal 56 halaman. Di dalamnya terkumpul 45 buah sajak yang dimuat secara kronologis antara tahun 1976—1992.
Sebagian yang ada di dalam buku ini pernah dimuat dalam majalah Mangle. “Kasidah Langit” merupakan judul sajak ketigapuluh satu yang dimuat dalam kumpulan ini. Tema yang dominan dalam kumpulan sajak ini adalah yang melukiskan pencarian dalam hidup, seperti “Kuta-Legian”, “Bali Beach Hotel”, “Gunung Kolotok”, “Adegan”, “Raga Manjang, Jiwa Manjing”, “Saliwang Urang Saliwang”, dan “Pangandaran”.
Banyak sajak yang melukiskan bahwa penulisnya akrab dengan kehidupan modern di kota, biasa keluar masuk pub, nighclub, atau McDonald, seperti dalam sajak “Peuting di Hiji Pub”, “McDonald”, “Abad Metal” dan “Visit Bandung Year 1991”, tetapi tetap merasa bahwa itu bukan dunianya. Ada hubungan yang tetap kuat dengan alam dan budaya sunda tradisional seperti kacapi, tembang, tari topeng, wayang, dan tarawangsa yang dilukiskan dalam sajak “Kawih Asih”, “Tembang Kamelang”, “Tarawangsa”, “Tembang Peuting”, “Topeng Pendul”, “Wayang”, dan “Pelog Salendro”.
Dalam kumpulan sajak ini, ada juga yang melukiskan tumbuhnya kesadaran bahwa alam dan budaya Sunda yang dia hayati telah berubah, bahkan berganti dan bahwa ada sesuatu yang terputus antara generasi yang masih menghayati dan menikmati alam dan budaya sunda tradisional dengan generasi sesudahnya, karena mereka hidup dalam alam dan budaya yang sama sekali berbeda. Hal itu nampak misalnya dalam sajak “Tembang Kamelang” ‘Nyanyian Kecemasan’, “Lagu Ngijih” ‘Lagu Musim Hujan’ dan “Lembur” ‘Kampung’. Ada nada sinis terhadap promosi pariwisata dan pengaruh gaya hidup asing yang telah diambil alih seperti dalam “Visit Bandung Year 1991” dan “McDonald”.
