Soreang — Berkaca pada kesuksesan festival tunas bahasa ibu (FTBI) di Jawa Barat tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat akan kembali menyelenggarakan kegiatan serupa pada tahun ini. Guna mendukung rencana tersebut, pada Minggu, 26 Juni 2022 lalu, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat melaksanakan pelatihan bagi guru utama revitalisasi bahasa daerah untuk tunas bahasa ibu di Jawa Barat. Upaya tersebut dilakukan karena kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-17 yang sangat penting untuk diimplementasikan oleh seluruh pemangku kebijakan dalam rangka pelestarian bahasa daerah. Langkah awal yang dilakukan melalui pelatihan bagi guru utama ini diharapkan mampu menjadi media penyebarluasan informasi terkait revitalisasi bahasa daerah ke berbagai elemen pendidikan di tiap kota/kabupaten di Jawa Barat.
Dalam kegiatan pelatihan bagi guru utama revitalisasi bahasa daerah, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat mengundang para pengawas dari dinas pendidikan SD/SMP kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Barat, para pakar/maestro, dan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda SMP dalam acara Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu di Jawa Barat. Harapannya, para guru utama ini mampu menginspirasi dan mengajak para tenaga pendidik pada jenjang SD dan SMP dalam menarik minat kaum muda untuk mempelajari bahasa daerah.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Aziz mengungkapkan bahwa upaya revitalisasi bahasa daerah tahun ini—rencananya—akan ditingkatkan menjadi dua belas provinsi. “Pemerintah pusat melihat bahwa ada respons yang luar biasa positif dari hasil kegiatan di tiga provinsi—Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan—pada kegiatan FTBI tahun lalu sehingga dirasa perlu ada hal yang ditingkatkan pada tahun ini,” tuturnya dalam acara yang diselenggarakan di Soreang, Jawa Barat, Minggu (26-6-22) tersebut.
Untuk mendukung kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-17 tentang Revitalisasi Bahasa Daerah itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Syarifuddin menyampaikan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat mendukung agar muatan lokal (mulok) bahasa daerah dapat diterapkan secara menyeluruh di Jawa Barat. “Dukungan kami adalah memfasilitasi pelatihan, mengoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, dan menyiapkan bahan ajar untuk penguatan materi dalam pelajaran mulok,” terang Syarifuddin.
Terkait dengan kegiatan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu di Jawa Barat, Syarifuddin menuturkan bahwa kegiatan ini adalah upaya awal yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat untuk mendukung revitalisasi bahasa daerah sekaligus rangkaian agenda festival tunas bahasa ibu pada September mendatang. Pelibatan pengawas SD/SMP se-Provinsi Jawa Barat, para pakar/maestro, dan Ketua MGMP Bahasa Sunda SMP dinilai berdampak signifikan terhadap kaum muda sebagai sasaran. Sambungnya, ia menargetkan para pengawas ini dapat mengarahkan rekan guru lainnya di satuan pendidikan yang mereka bina pada tingkat kota/kabupaten.
Peserta dari Dinas Pendidikan Kota Bogor, Een Sudansih menyebutkan bahwa pihaknya siap mengikuti dan mendukung revitalisasi bahasa daerah, khususnya di Kota Bogor. “Sebenarnya, kami di Kota Bogor sudah mulai menyusun dan mengimplementasikan regulasi khusus untuk revitalisasi bahasa daerah dengan mengadakan beberapa kegiatan yang juga berkaitan dengan bahasa daerah. Kami sangat senang dan mendukung penuh kegiatan FTBI yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat ini,” ungkapnya.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: balaibahasajabar.kemdikbud.go.id
Instagram: instagram.com/balaibahasajabar/
Youtube: Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat