Sebagai pusat informasi serta pelayanan di bidang bahasa dan sastra, Balai Bahasa Jawa Barat setiap tahun selalu diminati siswa/mahasiswa dari berbagai sekolah/universitas di Jawa Barat yang akan magang dalam rangka pengenalan dunia kerja. Tahun ini, terdapat beberapa mahasiswa dari berbagai universitas yang mengikuti magang di Balai Bahasa Jabar, di antaranya mahasiswa Jurusan Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung.
Alief, salah seorang peserta magang, mengungkapkan bahwa sebelum mereka menentukan tempat magang, pihak fakultas memberikan banyak pilihan tempat untuk melaksanakan program magang, salah satunya di Balai Bahasa Jawa Barat. Program magang mahasiswa jurusan Sastra Inggris, UIN SGD Bandung di Balai Bahasa Jabar berlangsung selama 30 hari, mulai 24 Juni sampai dengan 24 Juli 2019. Program ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa kepada dunia kerja di bidang sastra dan bahasa di Balai Bahasa Jabar. Setelah proses magang selesai, diharapkan mental dan kesiapan mahasiswa akan terbangun untuk memasuki dunia kerja.
Sebelum pelaksanaan magang di Balai Bahasa Jawa Barat dimulai, biasanya ada beberapa persyaratan khusus yang harus di persiapkan, di antaranya surat rekomendasi dari instansi peserta magang. Setelah surat rekomendasi diproses, para pembimbing akan ditentukan menjelang magang dimulai.
Seperti diketahui, magang merupakan kegiatan rutin tahunan suatu universitas dengan menugasi mahasiswa pada semester tertentu untuk mengetahui dan menggali pengalaman kerja di berbagai instansi. Magang atau yang dikenal sebagai Praktik Profesi Lapangan (PPL) ditetapkan sebagai salah satu syarat memenuhi program mata kuliah dan proses serta tempatnya biasanya dilakukan mahasiswa sesuai dengan jurusan yang sedang ditempuh.
“Kami disini diinstruksikan untuk membuat naskah dialog radio, artikel, makalah yang bertemakan sastra dan bahasa, serta pekerjaan lain yang menyangkut tentang sastra dan bahasa,” kata Rizvi, salah satu mahasiswi magang dari UIN SGD Bandung, ketika ditanya kegiatannya selama magang di Balai Bahasa Jabar. Rencananya, mahasiswa magang tahun ini juga akan menerjemahkan manuskrip yang berbahasa Sunda ke bahasa Indonesia dan Inggris.
Ardianto Bahtiar, S.S., Kepala Subbagian TU Balai Bahasa Jabar, ketika memberikan arahannya kepada para peserta magang mengatakan bahwa peluang bekerja di bidang sastra tidak sekecil apa yang dikira kebanyakan orang. Banyak pekerjaan yang melibatkan sastra, terutama bahasa Inggris saat ini. Misalnya, di bidang pariwisata ada potensi menjadi tour guide atau di bidang media periklanan menjadi script writer. Kasubbag TU Balai Bahasa Jabar yang merupakan alumnus Sastra Unpad ini juga memberikan beberapa gambaran tentang dunia bekerja di bidang sastra. “Beruntung, kalian berada di lingkup sastra yang membuat kalian memiliki kemampuan sosial yang baik”, kata Ardianto.
Ardianto juga ingin ke depannya Balai Bahasa Jawa Barat mempunyai saka pramuka sendiri yang akan diberi nama Saka Budaya Dharma. Ardianto berharap Saka Budaya Dharma dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa/pelajar di Jawa Barat untuk berkreativitas lebih dalam di bidang sastra. Ia juga berharap agar program ini segera terlaksana sehingga dapat segera berkarya.
Sementara itu, Asep Juanda, M.Hum., pembimbing peserta magang di Balai Bahasa Jabar, mengatakan bahwa pada akhir magang, mahasiswa akan mempresentasikan penelitian kecil di bidang bahasa atau sastra yang telah dibuat selama magang. “Mahasiswa juga harus menyerahkan laporan magang sebagai syarat untuk mendapatkan nilai ke kampus masing-masing,” kata Asep. (Asj).