Mainteater

MainteaterMainteater  merupakan lembaga nirlaba yang dibentuk tahun 1995 oleh beberapa teaterwan dari Indonesia dan Australia. Mainteater menjelajahi beragam kemungkinan pementasan, antara lain pementasan teater untuk anak-anak, penyajian monolog yang berangkat dari akar tradisi, pemanggungan naskah Indonesia dalam dua bahasa, serta pengadaptasian monolog ke dalam bentuk teater fiskal tiga bahasa (Indonesia, Inggris, dan Auslan) serta naskah-naskah baru yang belum pernah dipentaskan di Indonesia dan naskah lama dengan interpretasi baru.

Manajemen organisasi Mainteater dari tahun ke tahun terus mengalami pasang surut mulai dari dicetuskannya kolaborasi antara seniman Indonesia dan Australia. Hingga saat ini, Mainteater telah mengembangkan diri menjadi tiga bagian sinergi yang terbagi menjadi tiga lokasi, yaitu di Bandung, Melbourne, dan Kendari yang masing-masing memiliki manajemen mandiri yang berkembang untuk terus berkarya di dunia seni Pertunjukan.

Mainteater Bandung dipimpin oleh Wawan Sofwan. Mainteater Melbourne dipimpin oleh Sandra Fiona Long. Mainteater Kendari dipimpin oleh Ahid Hidayat dan korespondensi London dipimpin oleh Tiffany Ball.

Mainteater Bandung terus eksis dalam membuka jaringan nasional dan internasional. Atas prakarsa Wawan Sofwan lembaga ini terus berkembang dengan ensambel mainteater yang terus berganti dalam setiap penyelenggaraan pertunjukannya. Sekretariat Mainteater Bandung berada di Jalan Pasir Kencana I/C-14, Kompleks Pasir Pogor Indah, Bandung 40287.  Hingga saat ini ensambel produksi Mainteater Bandung telah digerakkan oleh Nandang Aradea, Ahid Hidayat, Roni Boand Elarika, Osi Prisepti, dan Zhu Khie Thian. Tahun 2008 akan dibentuk jaringan baru yang bertempat di Serang dengan nama Mainteater Studio yang diprakarsai oleh Nandang Aradea.

Logo Mainteater Bandung dalam perjalannya telah berulangkali merubah bentuk logo. Sejak tahun 2001, logo ditetapkan dalam bentuk teks berikut: mainteater yang menggunakan jenis huruf/font courier new  sebagai logo tetap dan menjadi ciri khas yang mudah dikenali dan diingat oleh berbagai kalangan. Secara harfiah logo Mainteater Bandung terdiri atas tiga pecahan teks, yaitu main yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya ‘utama’, teater yang berasal dari bahasa Indonesia, dan Bandung sebagai lokasi. Ketiga teks itu setelah disatukan memiliki arti ‘teater utama di Kota Bandung’.

Banyak karya yang telah dipentaskan Mainteater. “Oknum” karya Hadi A.K.S. merupakan pentas monolog dalam bahasa Sunda yang telah dipentaskan oleh Wawan sofwan di Bandung dan di The Melbourne Fringe Festival tahun 1995, KSG-Saal, Berlin tahun 1996, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, dan Garut pada tahun 1997, dan di IKIP Bandung tahun 1999. Pada tahun 1997 Wawan Sofwan, Tiffany Ball, dan Sandra Long mementaskan “Sumur Tanpa Dasar” karya Arifin C. Noor dalam dua bahasa yang disutradarai oleh Sky Simpson di Kota Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Jakarta, dan Melbourne. “Pengrupuk” merupakan pertunjukkan seni oleh Wawan Sofwan dalam acara Hari Bumi/World Environment Day pada tahun 1998. “Happy 1000…1000 Bahagia” karya Peter Turini merupakan pengadaptasian monolog ke dalam bentuk teater fiskal tiga bahasa (Indonesia, Inggris, dan Auslan) oleh Wawan Sofwan, Jodee Mundy, Tiffany Ball yang disutradarai oleh Sandra Long dan dipentaskan di Victorian College of Art Melbourne pada tahun 1998, The Black Box Victorian Art Centre Soutbank entrance, Melbourne tahun 2000 dan mendapat penghargaan “The Melbourne Fringe Theatre Award 2000-Innovation of form” serta masuk nominasi “Green Room Award”. Selain itu, mendapat penghargaan dari surat kabar Australia “The Age” sebagai salah satu dari lima pementasan terbaik di Melbourne sepanjang tahun 2000, dan London Internasional Festival Of Theatre pada tahun 2004.

Ada pun program yang diraih 5 tahun terakhir berdasarkan informasi yang didapat di laman http://mainteater.org/ adalah sebagai berikut:

  • Mementaskan Poetry Performing Arts “Urat Jagat/Veins of the Universe” karya Godi Suwarna (2015). Karya ini merupakan kolaborasi dengan seniman-seniman dari Melbourne, Australia. Kegiatan ini didukung oleh Multicultural Arts Victoria.
  • Membuat teater pemberdayaan masyarakat di Bone, Sulawesi Selatan (2014). Kegiatan ini didukung oleh Yayasan Kelola, PSF, PNMPM
  • Mementaskan naskah kontemporer Norwegia berjudul “Kembali/Tilbakekomstene” karya Fredrik Brattberg. Kegiatan ini dilengkapi dengan seminar internasional bertajuk “Perkembangan Drama Modern Indonesia dan Norwegia”. Kegiatan ini didukung Kedubes Norwegia.
  • Membuat program pemberdayaan anak-anak jalanan kota Bandung di bidang musik. Memberikan pelatihan musik dan teater. Mainteater bekerja sama dengan Ubuntu (Belanda) Common Room, dan Rumah Musik Harry Roesli (2013)
  • Membuat program pemberdayaan anak-anak jalanan kota Bandung di bidang teater. Memberikan pelatihan menulis, musik dan teater. Mainteater bekerja sama dengan Ubuntu (Belanda) dan Yayasan Bahtera (2011)
  • Meraih Hibah Seni Inovatif dari Kelola-Hivos untuk pementasan Di Bawah Lapisan Es karya Falk Richter (2009)
  • Pentas Ladang Perminus karya Ramadhan KH di Bandung, Semarang dan Jakarta (2009).Pementasan ini bertujuan sebagai bentuk kampanye anti korupsi pada para pelajar. Mainteater berkerja sama dengan Perkumpulan Seni Indonesia, Indonesia Corruption Watch, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, dan Perkumpulan Praxis.
  • Pentas Keliling Electronic City karya Falk Richter di Bandung, Surabaya, Bali dan Jakarta (2008) dengan sponsor Goethe Institut Jakarta.
  • Pentas Sandekala karya Godi Suwarna di Bandung dan Jakarta (2008). Pementasan ini bertujuan sebagai bentuk kampanye anti korupsi pada publik. Mainteater berkerja sama dengan Indonesian Corruption Watch, Perkumpulan Seni Indonesia, WALHI dan didukung oleh ELSAM, INFID, Perkumpulan Praxis, Voice of Human Rights, Transparancy International Indonesia.
Bagikan ke:

Postingan Terkait