Pendataan Kosakata Pertanian Tradisional di Kabupaten Cirebon
Selama kurang lebih 5 hari (27 April–1 Mei 2017), petugas pencari data Balai Bahasa Jawa Barat mengunjungi Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon. Data yang dikumpulkan adalah kosakata pertanian tradisional yang digunakan di wilayah tersebut. Perhatian Balai Bahasa Jawa Barat terhadap kosakata pertanian tradisional itu merupakan bagian dari upaya fasilitasi pelindungan bahasa dan sastra daerah di wilayah Jawa Barat. Selain di wilayah Cirebon, kegiatan serupa juga dilakukan di wilayah Sukabumi dan Kuningan pada rentang Februari–April.
Kabupaten Cirebon merupakan salah satu lumbung padi Jawa Barat. Luas lahan yang tersedia untuk budidaya padi ± 54.000 hektar, dengan rata-rata luas tanam setiap tahunnya ± 85.000 ha (IP rata-rata 200), kapasitas produksi sebesar ± 510.856 ton/tahun Gabah Kering Giling (GKB). Kecamatan potensial penghasil padi yaitu Gegesik, Susukan, Kapetakan, Kaliwedi, Dukupuntang, Arjawinangun, Klangenan, Sedong, Ciwaringin, Suranenggala, dan Palimanan*). Pada tahun 2015, Kecamatan Kaliwedi menghasilkan 34.556 ton padi dengan luas lahan sawah 2.219 ha**). Rata-rata produksi padi perhektar sekitar 15,6 ton.
Pemilihan lokasi pengambilan data kosakata pertanian tradisional di Kabupaten Cirebon jatuh pada Kecamatan Kaliwedi. Selain karena Kecamatan Kaliwedi merupakan bagian dari sentra produksi padi, di kecamatan tersebut terdapat komunitas bahasa dan sastra yang bergerak dalam pelindungan bahasa daerah, yaitu Sketsa Pribumi. Pendataan kosakata pertanian tradisional dilakukan dengan cara wawancara dengan petani dan didampingi petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dan aktivis Sketsa Pribumi. Hasil pengumpulan data tersebut berupa 140 kosakata pertanian tradisional.
Sumber:
*) http://www.cirebonkab.go.id/inc/uploads/2014/10/Draft-RPJMD-2014-2019.pdf akses02/03/2017, 14.49
**) https://cirebonkab.bps.go.id/new/website/pdf_publikasi/Kecamatan-Kaliwedi-Dalam-Angka-2016.pdf
sumber peta: https://goo.gl/maps/A2Z59Gzkp4T2