Oleh Amy Seaman
Ketika bekerja, seorang penerjemah seringkali harus memutuskan apakah ia akan menerjemahkan sebuah frasa yang khusus secara literal atau menggunakan frasa yang mirip dalam bahasa sasarannya, (hal ini) biasanya terjadi ketika berhadapan dengan dua frasa berikut: idiom dan kata-kata umpatan.
Kata-kata umpatan, sama halnya dengan bahasa slang, adalah bagian suatu bahasa yang paling berwarna dan bersemangat. Sedangkan penggunaannya biasanya tidak ditemukan dalam ranah akademis, bisnis, atau penulisan teks hukum. Kata-kata umpatan dan bahasa slang tetap menjadi bagian yang penting dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi, kamu akan menemukannya sebagai bumbu dalam buku-buku, naskah film, dan percakapan, dan segala sesuatu yang dapat (dan sering) diterjemahkan.
Kata-kata umpatan dan idiom pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan diri, jadi masuk akal jika untuk menerjemahkan kedua kelompok ini dapat digunakan pendakatan dengan cara yang sama. Berdasarkan pada konteksnya yang bergantung pada alam dan keberanekaragaman pemakaian, walaupun demikian, kata-kata dan frasa dalam kelompok ini sering menjadi bagian yang paling sulit dalam proses penerjemahan.
Sama dengan Idiom, terdapat tiga cara utama untuk menerjemahkan kata-kata ungkapan:
Temukan istilah yang sama dalam bahasa sasaran
Ini merupakan metode yang paling efektif, tetapi tidak dapat selalu digunakan karena kata-kata umpatan seringnya berasal dari budaya dan seringkali tidak mempunyai terjemahan yang sempurna.
Parafarsakan istilahnya
Cara ini digunakan hanya sebagai cara untuk menghindari kata yang dimaksud dengan mengolah kembali kata-kata mengenai hal tersebut—bukanlah cara yang baik untuk tetap setia pada teks aslinya.
Menerjemahkan istilah secara literal
Cara ini merupakan cara yang paling buruk dan sebisanya harus dihindari. Sebagai suatu contoh penerjemahan literal pada kata “bitch” (pelacur) diterjemahkan menjadi kata yang sama “female dog” (anjing betina) dalam bahasa target. Tidak begitu akurat dan tentu saja tidak setia kepada teks aslinya.
Jika memungkinkan, menurut beberapa penerjemah, pilihan yang terbaik adalah mengunakan metode yang pertama, karena metode ini dapat meyakinkan bahwa terjemahan kamu setia pada teks sumbernya.
Namun, akan terdapat beberapa hal yang dapat menghalangi, yang membuat penerjemahan kata-kata umpatan menjadi sangat sulit. Penerjemah harus berhadapan dengan badan sensor dan kadang-kadang harus memilih antara menerjemahkan teks apa adanya atau menyesuaikannya untuk merefleksikan pola kalimat bahasa sasaran.
Para penerjemah umumnya setuju bahwa menghilangkan kata-kata tertentu hanya karena alasan moral dan etika adalah salah; karena teksnya sendiri tidak ditujukan untuk mereka para penerjemah (jadi mereka tidak boleh tersinggung oleh bahasa).
diterjemahkan oleh Taufiq Awaludin
Sumber : http://www.languagerealm.com/articles/translation-of-swear-words.php