Perempuan dalam Rumah: Dua Puisi Husen Arifin

PEREMPUAN DALAM RUMAH

ia melahirkan bulan
di malam purnama kesekian

hujan tiba-tiba
mengekalkan waktu sementara
aku mengajukan dua
tanya pertama tentang doa
tanya kedua tentang cinta

siapakah doa?
siapakah cinta?

ia hening dan bayi kecil
menciptakan tangis
seperti angin menggoyangkan
pohon-pohon berkelindan

Bandung, 2017

SENJAKALA KEADILAN

ia yang mencari ruang
mengalamatkan doa
sementara tangannya
mengetuk pintu demi pintu
hati orang-orang yang tertatih tertipu

tidak henti ia menguatkan
diri berlumur semen di kaki
sampai berhari-hari

ia ingin jalan bernama keadilan
membentang sampai ke desa
menuju rumah petani tua
bukan sekadar kekebalan
orang-orang kota flamboyan

adalah senjakala bagi keadilan
diam-diam menjadi patung
ketika langit tak berwajah siapa-siapa

Bandung, 2017

Biodata Penulis:
HUSEN ARIFIN lahir di Probolinggo 28 Januari 1989. Karya-karyanya dimuat jurnal, media lokal dan nasional juga dalam kumpulan puisi dan cerpen bersama: 100 Puisi Terbaik Indonesia-Tionghoa (INTI) DKI (2007), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Trowulan (2010), Menolak Lupa (2010), Akar Jejak (2010), Antologi Puisi Kasih-Tanah Air Udara (2010), Karena Aku Tak Lahir Dari Batu (2011), Akulah Musi (2011), Tuah Tara No Ate (2011), Penyair Memburu Matahari (2011), Pukau Kampung Semaka (2011), Barisan Hujan (2011), Lelaki yang Dibeli (2011), Narasi Tembuni (2012), Nun (2015). Pernah meraih penghargaan dalam Lomba Cipta Puisi Thulabi Club Bandung (2007). Lomba Cerpen Tingkat Nasional IPB (2011), Lomba Cerpen Islami Se-Jawa Timur di ITS (2011), Lomba Cipta Cerpen tingkat Nasional UIN Sunan Gunung Djati Bandung (2014), Juara I Lomba Cipta Puisi tingkat Nasional UPI Bandung (2016), dan Juara III Lomba Nyala Puisi tingkat Nasional Gerakan Menulis Buku Indonesia Solo (2017). Kumpulan cerpennya yang telah terbit adalah Lampion (Penerbit Andi, 2014). Sekarang aktif sebagai Dosen dan Ketua LPPM Politeknik Al Islam Bandung.

Bagikan ke:

Postingan Terkait