Sepasang Mata yang Tua
sepasang mata yang tua
masih mengaji di subuhNya
meski orang-orang memeluk nyenyak
hingga kokok ayam tak terdengar sejenak
sepasang mata yang tua
adalah hamba dhoif dan fana
maka tak ada upaya
lari dari rokaat-rokaat wajibNya
sepasang mata yang tua
mencari syafaat bukan khianat
dan sesalnya pada dosa
seharusnya malu jika menjadi tua
sekadar menanam pohon muda
pemilik sepasang mata yang tua
sungguh hamba tak sempurna
tapi belajar menunaikan
belajar menuntaskan
dari sisa waktu tersediakan
Bandung, 2016
Bersepeda ke Cisaranten
temuilah dia
sedang melukismu
sembari melantun dendang rindu
waktu seperti kapas
terbang dan hilang
engkau melontar ingin
menunaikan kebahagiaan
engkau bersepeda
di pagi yang ramai
oleh kegelisahan-kegelisahan
bertubi-tubi tanpa ujung
jiwamu menyerapi wangi
parfumnya melekat di antara
roda dan sepatu
ketika engkau hampir sampai
dia sudah terbang sendiri
ke langit tak kembali
Bandung, 2016
Kebun Ibu
bersandar atau bersemedi itu
jalan menuju kesunyian hakiki
di kebun ibu yang beraroma puisi
temaram dan sejuk melintasi
kesempurnaan hati
menggeliatlah sebelum pergi
di sini aku menemukan jalan
surga paling terang penuh cahaya
walau ibu tak menyalakan lampu
hanya doa-doanya menjelma
kunang-kunang seribu miliar
sungguh aku bahagia di masa
kecilku, masa tanpa gejolak duka
Bandung, 2016
Biodata Penyair:
Husen Arifin, lahir di Probolinggo 28 Januari 1989. Pelaksana LPPM Politeknik Al Islam Bandung. Karya-karyanya dimuat dalam kumpulan puisi dan cerpen bersama: 100 Puisi Terbaik Indonesia-Tionghoa (INTI) DKI (2007), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Trowulan (2010), Menolak Lupa (2010), Akar Jejak (2010), Antologi Puisi Kasih-Tanah Air Udara (2010), Karena Aku Tak Lahir Dari Batu (2011), Akulah Musi (2011), Tuah Tara No Ate (2011), Penyair Memburu Matahari (2011), Pukau Kampung Semaka (2011), Barisan Hujan (2011), Lelaki yang Dibeli (2011), dan Narasi Tembuni (2012). Pernah meraih penghargaan dalam Lomba Cerpen Tingkat Nasional IPB (2011), Lomba Cerpen Islami Se-Jawa Timur di ITS (2011). Buku Kumpulan Cerpen yang terbit, Lampion (2014). Sekarang tinggal di Bandung.