Puisi-Puisi Is Nur’aeni #2
RHEIN
bening itu mengalir
membawa rindu kesepuluh
setelah melewati rindu kesembilan
di tengah indahnya Leiden
bisakah bayangmu bertahan dalam hitungan
atau tetap berputar seirama kincir
di tengah kota yang membuatku jatuh hati?
aku duduk menunggu kenangan
meski sungai tak mengalir ke hulu
aku duduk menunggu pesanmu
padahal waktu bergerak tak pernah melambat
aku tetap tersenyum dan memimpikanmu
di atas sungai Rhein yang membeku menunggu
turunnya salju….
Leiden, 14 Desember 2016
LELAKI BERHATI PUJANGGA
Lewatkan malam berteman bulan
ada misteri bersama hati yg berkemas
menyembunyikan segala rahasia
saat siang tadi menemanimu di meja makan
berdua saja, berbicara cinta
bercerita tentang hidupku
yang mungkin sulit kau mengerti
Ada bulan yg sedikit bersinar
saat malam ini tak berteman
saat hati belajar merawat rasa yang terluka
hingga kau ajari aku untuk meleburkan rindu bersama waktu
meski detiknya berhasil membiarkan kita terbelit cinta samar-samar
hai lelaki berhati pujangga!
hanya gambaran samar jejakmu membayang di daun berguguran
membentuk bayangan di tanah kering yg menanti hujan
penamu telah membuat bulan berbicara kepada malam,
jemarimu melelehkan beku pada batu,
puisimu menghentikan detak jantungku,
meski semua kini menjadi batas pada rindu
tak berjawab
***
IS NUR’AENI
Guru SMPN 1 Kota Cirebon
Penulis beberapa artikel populer dan puisi di surat kabar
lokal Cirebon, Juara ke-1 Olimpiade Guru Nasional (OGN)
Bidang bahasa Indonesia tahun 2016